TULANG BAWANG – DR. Rustam Effendi, SE., M,Si. Akt. CA. CMA, pencipta lagu Tulang Bawang Bumi Ghayow yang sempat viral dibawakan oleh Harsoni Suhaibun, kembali menciptakan sebuah lagu yang berjudul Kecingan Keughikan atau yang artinya pegangan kehidupan, dan telah resmi dirilis di Youtube Bung Tam Channel, Senin (30/05/2022).
Menariknya pada kali ini Bung Tam, sapaan akrab DR. Rustam Effendi, membawakan lagu ciptaannya tersebut secara langsung, yang mana biasanya lagu-lagu ciptaannya dibawakan oleh orang lain.
Ternyata selain pandai menciptakan lirik-lirik lagu yang menarik dan karismatik dengan khas budaya Lampungnya, suara pria asli Tiyuh Gunung Katun, Tulang Bawang Barat (Tubaba) itu juga sangat menggelar dan membius yang menonton video dan mendengarkan suaranya.
Dalam video clip lagu yang berjudul Kecingan Keughikan, para penonton dan pendengar akan dibuat tersentuh dengan arti dan makna dari pada lirik lagu, begitu pula dengan video clipnya yang mencoba untuk membuat penontonnya merasa bangga dan semangat dalam menjalani kehidupan, terkhus bagi orang-orang yang tinggal dan menetap di Tanah Lampung.
“Ya alhamdulillah, semoga lagunya bisa membuat kita terus bersemangat berjuang membangun Tanah Lampung dengan segala kearifan lokalnya yang mana kita harus terus bersatu-padu tidak boleh bercerai-berai demi kemajuan dan kemakmuran Bumi Lampung kita,” ungkapnya sedikit menjelaskan tentang makna lagu Kecingan Keughikan.
Lagu ini juga, disampaikan pria yang kini menjabat sebagai Kepala BPKAD Tulang Bawang, tujuannya untuk memotivasi generasi muda agar dapat terus bersemangat dalam belajar, yang diibaratkan meski berat harus tetap terus berjuang.
“Ilmu selalu kita junjung, belajar tidak memiliki batas, ibarat menjalankan perahu dengan mendayung di air yang deras, meski berat, tapi tidak ada yang tidak bisa jika kita terus semangat, jadi seperti itulah kira-kira maksud dan makna dari lagu tersebut,” tuturnya.
Adapun makna besar dari lagu ini sendiri juga ialah dimana maksudnya dengan terus mempertahan adat istiadat yang telah diwariskan nenek moyang sebagai pedoman kehidupan dari jaman dahulu kala, dan sebagai orang yang tinggal dan menetap di Lampung harus berprinsip mempertahankan kehormatan dan harga diri, serta saling bersilaturahmi dan menghormati satu sama lain.
Selain itu, dengan gelar dan adat yang menjadi pedoman pegangan didalam kehidupan di Bumi Lampung yang besar dalam satu ikatan harus selalu bersatu padu tidak boleh bercerai-berai disemua tingkah laku jika ingin maju. (MGG).