BANDAR LAMPUNG – Anggota TNI-AD yang tewas ditikam di Tokyo Space Cafe adalah Prajurit Dua (Prada) Agung Adi Saputra (AAS), NRP 31210112110600, anggota Kompi Markas Yonif 143/TWEJ, Caraka Komandan 143. Korban tewas setelah dikeroyok sejumlah orang, yang diduga juga dari oknum aparat. POM TNI juga sudah melakukan olah TKP Cafe yang melanggar jam operasional itu, dan mengusut kasus tersebut.
Dikutip dari sinarlampung.co menyebutkan, 15 Mei 2022, Caraka Dayon 143 Prada Agung keluar kesatrian pada malam hari tanpa ijin, dan kelokasi hiburan malam Tokyo Space Cafe, yang melanggar jam opersaional hingga dini hari. Dilokasi itu, Prada Agung Adi Saputra terlibat perkelahian dengan orang tidak dikenal hingga luka tusuk di bagian dada.
Prada Agung sempat diantar ke rumah Sakit Graha Husada, di antar oleh orang tidak di kenal dengan mobil Brio BE-1784-ALD milik pengelola Cafe Bayu Prayoga. Sampai di rumah sakit Agung Adi Saputra meninggal dunia dengan luka tusuk di bagian dada. Prada Agung Adi Saputra adalah warga Kebun Empat, Kelurahan Tanjung Senang, Kotabumi, Lampung Utara.
Satuan Reserse Krimimal (Satreskrim) Polresta Bandar Lampung bersama POM TNI melakukan prarekonstruksi insiden yang menewaskan Prada Agung Adi Saputra, di Tokyo Space Cafe, Senin 16 Mei 2022. Prarekonstruksi ini dilakukan untuk memastikan keterangan dari belasan saksi mata yang berada di lokasi.
Kasatreskrim Polresta Bandar Lampung, Kompol Devi Sujana, mengatakan pihaknya bersam POM TNI melakukan prarekontrukis, dan memastikan keterangan saksi dan fakta-fakta. “Ini prarekonstruksi ya, bukan rekonstruksi. Kita lakukan olah TKP untuk memastikan keterangan-keterangan saksi tersebut sesuai fakta yang ada,” kata Devi yang memimpin prarekontruksi, bersama poliis militer, di lokasi, Senin 16 Mei 2022.
Menurut Devi, sejumlah saksi dihadirkan untuk menjelaskan kembali apa yang dilihatnya saat keributan terjadi. “Jadi masing-masing saksi menjelaskan peran mereka yang dia tau saat di TKP. Ada 11 saksi yang dihadirkan dalam prarekonstruksi ini. Total saksi sudah 30-an orang,” kata Devi.
Devi belum mau merinci siapa pelaku, dan apa motif penusukan yang menewaskan Prada AAS, “Dugaan siapa pelaku, dan berapa orang yang terlibat, juga belum bisa kita sampaikan, termasuk soal dugaan pemicu hingga motifnya. Kita masih melakukan penyelidikan. Doakan ya,” kata Devi.
Cafe Disegel Satgas Covid-19
Kini Cafe masih dipasang garis police line, karena masih dalam proses penyelidikan. Polisi masih fokus pada penanganan peristiwa pidananya. Bahkan bagian depan kafe tersebut kini tertempel stiker segel Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandar Lampung karena melanggar ketentuan jam operasional.
Prarekontruksi tersebut berlangsung sekitar satu jam terhitung dari pukul 13.00 hingga 14.00 WIB. Sementara, jumlah saksi yang dimintai keterangan sudah mencapai angka 30 orang termasuk pemilik kafe, Bayu Prayoga. (Red)