TULANGBAWANG – Tokoh senior Lampung asal Menggala, Tulang Bawang, H. Amin Fauzi AT, menyatakan keprihatinannya melihat kondisi Universitas Megow Pak Tulang Bawang (UMPTB) yang kini mangkrak dan bangunannya tidak terurus.
“Saya sangat prihatin melihat kondisi bangunan Universitas Megow Pak ini. Benar-benar tidak lagi dirawat dan terbengkalai. Padahal, semua ini kan dibangun memakai uang rakyat dan dengan perjuangan yang tidak mudah,” tutur Amin Fauzi AT sambil meneteskan air mata saat mengunjungi Kampus UMPTB di Jalan Lintas Sumatera No: 01, Tiyuh Toho, Kecamatan Menggala, Tulang Bawang, Minggu (27/10/2024) siang.
Ia berharap, pihak yayasan yang mengelola Universitas Megow Pak Tulang Bawang dapat kembali memperjuangkan agar perguruan tinggi tersebut bisa beraktivitas sebagaimana sebelumnya.
“Keberadaan Universitas Megow Pak Tulang Bawang ini sangat besar manfaatnya bagi kaum muda yang ada di wilayah ini, juga beberapa kabupaten sekitar Tulang Bawang.
Saya berharap, pihak yang bertanggungjawab dalam masalah ini bisa kembali memperjuangkan agar perguruan tinggi yang menjadi kebanggaan masyarakat Tulang Bawang tersebut dapat kembali beroperasi,” lanjut Amin Fauzi sambil beberapa kali menyeka matanya yang basah.
Seperti diketahui, Universitas Megow Pak Tulang Bawang (UMPTB) dicabut izin operasionalnya oleh Kemendikbudristek berdasarkan SK Nomor: 156/E/0/2024 pada 1 Februari 2024 lalu. Keputusan ”suntik mati” tersebut diserahkan oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah II kepada pimpinan Universitas Megow Pak pada tanggal 22 Februari 2024.
Saat dicabutnya izin operasional, UMPTB telah memiliki tujuh fakultas, yaitu: Fakultas Pertanian, Fakultas Hukum, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, serta Fakultas Teknik. Dengan jumlah mahasiswa ribuan orang.
Sejak pencabutan izin operasional tersebut, aktivitas di Kampus Megow Pak praktis terhenti. Pihak yayasan yang pernah menyatakan akan menyampaikan banding, sampai saat ini tidak diketahui hasil perjuangannya.
Amin Fauzi menjelaskan, Universitas Megow Pak yang didirikan tahun 2006 itu merupakan perjuangan berat yang dimotori Bupati Tuba saat itu, Dr. H. Abdurrahman Sarbini, SH, MH, MM. Sebelumnya, pada 19 Desember 2005 dilangsungkan rapat pembentukan Yayasan Megow Pak di GSG Pemkab Tuba yang selanjutnya diakte-notariskan oleh Notaris Amran SH, dengan nomor: 94.
“Perjuangan panjang, berat, dan dukungan total telah dilakukan oleh banyak tokoh di Tulang Bawang untuk melahirkan Universitas Megow Pak ini. Semangat tinggi yang ditunjukkan Bupati Abdurrahman Sarbini adalah motivasi terpenting sehingga lahirlah perguruan tinggi tersebut. Namun sekarang, semua harapan untuk memberikan pendidikan tinggi yang baik kepada anak-anak kita di Tulang Bawang, Mesuji, dan Tulang Bawang Barat, pupus begitu saja,” tutur Amin Fauzi dengan nada penuh keprihatinan.
Terus terang, mantan anggota DPRD Provinsi Lampung dan tokoh nasional Karang Taruna ini menyesalkan tidak tanggapnya Pj Bupati Tuba –saat itu- Qudrotul Ikhwan, sehingga UMPTB bisa dicabut izinnya begitu saja tanpa ada solusi sama sekali.
“Kalau Pj Bupati Qudrotul Ikhwan saat itu memiliki kepekaan terhadap besarnya arti kehadiran Universitas Tulang Bawang bagi generasi muda di kabupaten ini, tentu dia akan melakukan berbagai upaya agar pencabutan izin tersebut tidak terjadi, minimal ada solusi-solusi. Namun kenyataannya kan tidak. Dia biarkan ribuan anak muda Tulang Bawang khususnya kehilangan harapan akan masa depannya. Dia tidak memahami betapa berat perjuangan Bupati Tuba pendahulunya yaitu Abdurrahman Sarbini melahirkan universitas ini, demi mewujudkan tanggung jawab pemerintah daerah dalam menyiapkan sarana pendidikan terbaik bagi generasi penerus,” urai Amin Fauzi AT.
Sebelum meninggalkan Kampus UMPTB yang tidak terurus dan telah rusak disana-sini, kepada awak media yang “memergokinya” tengah ada di lokasi tersebut, menyampaikan harapan agar pihak yayasan bisa kembali meneruskan perjuangannya, sehingga universitas kebanggaan masyarakat Tulang Bawang itu dapat lagi beroperasi seperti semula. (*)